


"MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN"
Selogan yang bersifat peringatan di atas tidaklah sulit kita dapati dalam setiap bungkus rokok karena telah menjadi ketetapan pemerintah yang ditujukan kepada perusahaan rokok untuk menyertakannya.
Efektifkah peringatan tersebut untuk mencegah dan memberi konsep baru yang dapat merubah seorang perokok berhenti merokok?
Tidaklah mudah bagi pemerintah untuk melakukan pelarangan atau pemberhentian pabrik rokok, apalagi ditengah carut-marutnya perekonomian bangsa ini tembakau masih menjadi aset utama untuk menopang sumber income negara. Kontribusi yang diberikan oleh perusahaan rokok sangatlah besar. Belum lagi jika terjadi even-even khusus yang disponsori oleh perusahaan rokok. Dari pajak produksi rokok saja angka 40% adalah masukan untuk negara. Wuah....hebatkan?! Ini kontribusi dari perusahaan rokok golongan besar seperti: Gudang Garam, Djarum, Sampoerna dll. Tidak bisa diabaikan jenis rokok import yang masyarakat konsumsi sebagai lambang kegagahan dalam dunia merokok.
Menurut data yang dihimpun dari Central for Disease Control, Amerika Serikat menunjukkan bahwa satu dari lima remaja SMU yang merokok menyatakan bahwa pertama kali menghisap rokok ketika usianya belum 13 tahun.
Di negeri Paman Sam ini bahkan hampir tiap hari 2000-an anak usia belasan tahun menjadi perokok.*)
Menurut dr Yusuf Suseno (Surabaya), ke-tidakmempan-nya peringatan tentang bahaya rokok tersebut karena nikotin (nicotine).
Nikotin dalam rokok menyebabkan kecanduan layaknya putauw (heroin), ganja, dan sabu. Nikotin sebagai salah satu faktor resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penyempitan pembuluh darah jantung terjadi lebih dini pada remaja yang merokok. Tembakau merusak jaringan paru-paru dan mengurangi kadar oksigen darah yang dibutuhkan saat aktivitas.*) *)dari Intisari, Mei 2007